Surat Untuk SAHABATku


Dear
Para sahabatku tersayang


Hey para sahabatku.. bagaimana kabar kalian?? Aku harap kalian dalam keadaan baik.amin.
Taukah kalian kenapa aku menulis surat ini untuk kalian para sahabatku? Aku hanya ingin mengungkapkan tentang semua yang aku rasakan bersama para sahabatku selama ini. Sebelumnya aku memohon maaf jikalau nanti ada kata-kataku yang mungkin menyakitkan hati. Aku hanya ingin jujur, dan maaf jikalau menyakitkan.

Para sahabatku, taukah kalian? Aku begitu senang saat pertama kali mengenal kalian. Kita dari dunia yang sama, namun kehidupan keluarga kita yang berbeda. Derajat kita semua sama dimata Tuhan. Aku ingin meminta maaf pada kalian sahabatku. Aku meminta maaf atas segala perbuatan yang mungkin begitu menyakitkan persaan kalian sehingga kalian membenciku. Dan aku juga sudah memaafkan kalian para sahabatku yang mungkin saja kalian tanpa sengaja juga menyakiti perasaanku.

Para sahabatku, aku meminta maaf jikalau aku tanpa sengaja atau mungkin pernah sengaja membicarakan kalian dibelakang kalian. Aku pun juga telah memaafkan kalian yang mungkin saja tanpa sengaja atau sengaja membicarakan aku dibelakangku terutama tentang keburukanku. Kita ini sama-sama manusia, lidah kita adalah senjata yang begitu tajam dan sangat melukai. Dan sampai detik kalian membaca suratku ini, mungkin saja aku, kamu, kita, dia, kalian, dan mereka masih membicarakan orang lain. Semoga kita (harus) bisa saling memaafkan.

Para sahabatku, aku juga meminta maaf atas segala khilafku yang mungkin pernah atau sering, sengaja atau tidak sengaja dengan berkata kasar dan membentak kalian. maafkan aku karena tidak bisa menguasai amarahku sendiri. Kalian pun terkadang sama denganku, dan aku pun telah memaafkan kalian.

Para sahabatku, pernah pula kalian tidak menganggapku ada. Menjadikan aku sosok yang  begitu dikucilkan dan begitu dipojokkan dalam setiap permasalahan. Aku mohon maaf karena aku kurang begitu berdaya untuk menjadi sahabat yang kalian harapkan. Aku memohon satu hal pada kalian, terimalah aku sebagai sahabat yang apa adanya. Tegur aku tatkala aku bersalah. Aku mohon, jangan kalian pojokkan aku. Mungkin aku akan menjadi lebih kuat dan lebih berpikir. Namun terkadang aku juga akan menjadi sosok yang lemah, yang tak mampu menerima sikap kalian yang mungkin ‘agak’ keterlaluan. Namun aku mohon mulai saat ini kita saling memaafkan.

Para sahabatku, maafkan aku disaat aku sengaja atau tidak sengaja bersikap sombong pada kalian. padahal aku hanyalah manusia yang tak memiliki apa-apa sebelum aku menjadi manusia yang benar-benar berguna. Terkadang kita sama, kita saling bersaing dan menunjukkan siapa yang paling mampu di antara kita. Maafkan aku para sahabatku, saat aku terlalu meninggikan apa yang telah aku dapat. Aku mohon agar kita saling memaafkan karena tanpa sengaja ataupun sengaja, kalian juga pernah bersikap sama sepertiku.

Para sahabatku, mungkin kalian juga pernah berpikir tentang ‘image’. Dan aku mohon maaf kalau aku pernah membuat ‘image’ kalian menjadi rusak. Aku mohon agar kita bisa saling menjaga ‘image’ satu sama lain. Dan para sahabatku, mungkin kalian juga pernah berpikir bahwa aku adalah wanita murahan yang begitu mudahnya bertegur sapa dan bertemu dengan pria. Maafkan aku para sahabatku, aku tidak bermaksud untuk menjadi seperti apa yang kalian bicarakan. Terkadang apa yang aku pikirkan, berbeda dengan yang kalian pikirkan. Aku, seorang wanita yang begitu berhasrat untuk memiliki kakak kandung laki-laki. Namun bukan rezeki ku untuk menjadi seorang adik, maka aku dilahirkan sebagai anak sulung yang memiliki adik laki-laki. Dan saudara sepupuku pun lebih banyak laki-laki. Sehingga bisakah kalian merubah pikiran kalian untuk tidak berkata dibelakangku “hey.. si dia bertemu dengan laki-laki lagi!”. Para sahabatku, begitu menyakitkan saat aku tau kalian berkata (kurang lebih) seperti itu. Aku dengan laki-laki yang pernah kutemui adalah teman. Aku tidak mempunyai maksud lain, aku hanya ingin berteman dan memiliki kakak laki-laki walaupun bukan saudara kandung. Bagi kalian mungkin itu hanyalah sebuah alasan klise, namun itu bukan alasan bagiku. Tapi itu keinginanku, dan Tuhan mengabulkannya lewat teman laki-laki yang aku punya. Jika aku mempunyai maksud tertentu, tak akan pernah aku memanggil teman laki-laki ku itu dengan sebutan abang, kakak, aa, mas, cak (kakak laki-laki dalam bahasa madura), termasuk juga sebutan om (Aku memiliki kakak sepupu yang aku panggil om). Aku mohon para sahabatku, hentikan pikiran kalian yang seperti itu. Karena tanpa kalian sadari, kalian juga pasti pernah bertemu dengan beberapa orang teman atau kenalan laki-laki.

Para sahabatku, surat ini masih begitu panjang untuk kutuliskan. Aku mohon kalian tetap menyimaknya hingga akhir.

Para sahabatku, aku sangat berterimakasih saat kalian begitu peduli denganku. Kalian begitu menyayangiku. Dan aku pun akan berusaha untuk seperti kalian, untuk bisa peduli dan menyayangi. Aku mohon maaf saat aku kurang begitu peduli pada kalian. Namun aku mohon para sahabatku, saat aku peduli pada kalian, janganlah kalian berpikir bahwa aku ‘sok’ peduli pada kalian. kalian sudah terlalu banyak peduli padaku, apakah aku salah jika peduli pada kalian. apakah harus kepedulianku itu dibalas dengan kata-kata kasar? Para sahabatku, jika ada yang tak kalian suka pada diriku, aku mohon katakana walaupun itu sangat menyakitkan. Aku sudah ditempa dengan kata-kata yang menyakitkan, sudah terlalu biasa bagiku untuk mendengarkannya. Jadi, apa salahnya jika kalian berbicara langsung padaku daripada harus menyindirku. Aku mohon maaf jika aku sangat keterlaluan. Aku hanya ingin jujur.

Para sahabatku, maafkan aku jika tanpa sengaja atau sengaja aku memperlakukan kalian seperti tawananku. Maafkan aku. Aku pun juga ingin mengutarakan sesuatu bagi para sahabatku. Mungkin juga tanpa kalian sadari, kalian telah menjajah hidupku, serta kebebasanku dan menentukkan bagaimana pertemananku dengan para sahabatku yang lain. Terkadang kalian terlalu protektif. Aku tak tau entah itu apa karena kalian khawatir padaku, atau memang ada alasan lain yang membuat kalian tidak ingin aku bergabung dengan para sahabatku yang lain. Apa aku kurang bisa dipercaya?? Mohon maaf para sahabatku jika memang aku tidak bisa dipercaya. Aku akan berusah untuk memperbaiki diri lebih sering lagi.

Para sahabatku, kalian tau apa yang paling menyakitkan hatiku? Hal itu adalah dimana aku harus ‘membayar’ apa yang seharusnya tidak aku ‘bayar’. Dan aku harus mengalah demi sahabat yang entah disengaja atau tidak sengaja malah menghancurkan aku. Aku pun harus memohon maaf atas kesalahan yang tidak aku perbuat. Jika diibaratkan, aku adalah orang yang menanam pohon bunga mawar. Aku yang memupuk dan menyiraminya secara rutin. Namun saat bunga itu mulai mekar nan cantik, dengan seenak hati kau mengambilnya dariku. Dariku yang telah bersusah payah untuk mendapatkan hasil yang begitu indah. Apakah aku sedih? Yaa aku sedih, namun tidak aku tunjukkan. Aku ingin terlihat berlapang dada, walau sebenarnya dalam hati aku mencaci maki orang yang telah membuatku harus menjadi terdakwa. Namun seiring dengan berjalannya waktu, kau yang telah mengambil bunga mawarku yang cantik tanpa sadar telah tertusuk duri. Dan saat ini, mulai terasa bagaimana sakitnya duri itu masuk kedalam kulitmu. Rasa sakit itu masih belum sebanding dengan apa yang aku rasakan saat kau curangi aku. Maafkan aku para sahabat, karena telah mencaci kalian meskipun dalam batin. Aku pun memohon pada kalian para sahabatku untuk tidak memanfaatkan orang yang sebenarnya (mungkin) bisa membantu kalian.

Para sahabatku (terutama laki-laki), maafkan aku saat dulu aku pernah memiliki perasaan cinta padamu. Maafkan aku tak pernah mengatakannya, karena memang aku tak berani. Begitupun karena aku tak ingin merusak ikatan pertemanan yang sudah ada dalam persahabatan kita. Maafkan aku. Kini, aku ingin menjadi sahabat yang baik.

Para sahabatku, ingatkah kalian saat dulu kita sering bercerita? Berbagi bersama dalam cerita suka dan duka. Dan aku mohon, jangan buat aku untuk menjauhi kalian saat kalian mulai menjauhiku. Saat kalian telah menemukan apa yang telah kalian cari, dan telah kalian dapat, bisakah untuk sebentar saja mengingat aku yang dulu pernah kau bilang ‘teman baik’?? aku mohon jangan luapkan ego kalian kepadaku. Aku begitu kecewa saat aku tau ternyata mulai ada jarak diantara kita. Kalian pun mulai menyimpan rahasia. Kini kalian tak lagi memikirkan kepedihan kalian lagi, hanya kesenangan yang saat ini ingin terus kalian raih. Kalian mulai lupa kalau pada suatu saat nanti, roda kepedihan akan berpihak pada kalian lagi. Namun aku hanya bisa diam disini. Menyaksikan kalian para sahabatku yang sekarang selalu tertawa. Aku hanya bisa menunggu saat roda kepedihan itu bergulir kembali pada kalian, dan aku berharap, saat kepedihan itu mendatangi kalian, kalian akan mendatangiku. Karena aku tak mungkin mendatangi kalian saat senang. Maafkan aku para sahabatku, saat kalian mengajakku untuk tertawa dan bersenang-senang aku malah menolaknya. Aku ingin seperti kalian yang bisa berbahagia setiap saat. Tapi itu bukan duniaku. Aku tidak ingin menjadi orang yang terlalu bahagia, dan aku pun tidak ingin menjadi orang yang selalu terpaku dalam kesedihan. Pesanku hanya satu para sahabatku, aku akan berusaha untuk selalu ada saat kalian membutuhkan ku dalam keadaan pedih. Aku mohon pula pada kalian para sahabatku, agar jangan terlalu angkuh dengan apa yang telah dipercayakan kepada salah satu diantara kalian.

Para sahabatku, aku ingin berterimakasih pada kalian yang juga bersedih dan menangis bersamaku. Kita saling berbagi kesedihan. Maafkan aku jika aku tak pernah sekalipun memberikan kebahagiaan. Aku begitu senang saat para sahabatku mempercayaiku untuk menangis bersama. Aku begitu berterimakasih saat tak ada satu orangpun yang memihakku, ada diantara kalian para sahabatku yang tetap memihakku. Terima kasih.

Para sahabatku, surat ini terlalu panjang untuk terus menerus aku tuliskan. Aku hanya ingin berkata jujur atas segala yang telah aku alami bersama kalian. manusia memang tak ada yang sempurna, tapi jangan jadikan itu alasan untuk kita di setiap kita berbuat salah. Tanpa aku sadari, mungkin aku juga pernah menjadi yang terburuk, paling buruk diantara semua kebaikkan yang kalian pikirkan. Aku mohon maaf. Aku juga meminta maaf atas ‘kekasaran’ku dalam menuliskan kalimat dalam surat ini. Aku hanya ingin jujur walau itu sangat menyakitkan.

Para sahabatku, semoga suratku ini bisa lebih mengingkatkan kita dalam berbagai hal. Berlapang hati lah dalam menerima setiap kritik serta pujian yang ada. Jika banyak kata-kataku yang menyinggung, aku memohon maaf. Kita (harus) saling memaafkan satu sama lain. Karena kalian adalah para sahabatku ^__^



Sahabatmu



EF__

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Kamu :)

contoh soal dan jawaban Pengantar Teknologi Sistem Informasi

Praktikum ooh Praktikum